Jika Anda berhenti memikirkannya, batu alam sebagian besar merupakan dasar peradaban modern kita. Mulai dari bangunan yang kita tinggali, tempat kita bekerja dan berbelanja hingga tanah yang kita jalani dan kendarai, sulit untuk membayangkan hidup tanpa sumber daya alam yang penting ini.
Perjalanan yang bermacam-macam bentuknya batu alam take from the depths of the earth and into the construction of homes, commercial buildings and roads is a fascinating one. Let us dive in and explore the origins of natural stone and how it’s made.
Batu alam dapat dikategorikan dalam tiga cara: Beku, Sedimen dan Metamorf.
Igneous rocks are the result of magma or lava solidifying and cooling, either beneath the earth’s surface or ejected from volcanoes and left to cool above-ground. Granite is the most common form of igneous stone but other kinds include basalt, dunite, rhyolite and gabbro.
Sedimentary rocks form through a combination of fragments from other rocks, along with the remains of plants, animals and other organic materials. These materials accumulate in deserts, oceans and lakes before they are compressed into their final form by the weight of the earth above them. Limestone is the most common sedimentary rock with siltstone, dolomite and shale comprising other variations.
Metamorphic rocks previously existed as igneous or sedimentary stones and were then transformed due to heat and pressure applied through exposure to magma, the weight of earth above them when buried deep underground, or a combination of both. Marble is the most famous stone of the metamorphic variety and quartzite, soapstone, gneiss and jade, among others, round out this fascinating category.
Tambang Marmer di Tuscany
Setelah alam mengambil langkah pertama dalam pembentukan batu tersebut, langkah selanjutnya yaitu membuang dan menggunakan kembali batu tersebut untuk digunakan dilakukan oleh tangan manusia di tambang batu di seluruh dunia.
Proses penggalian batu sangat ekstensif dan membutuhkan mesin yang kuat serta pekerja penggalian yang terampil. Sebelum batu itu disentuh, ada banyak tindakan yang perlu dilakukan.
Pertama, tim ahli geologi harus menemukan singkapan batu di sebuah tambang untuk diperiksa. Selanjutnya, sampel batu diambil dengan cara mengebor batu tersebut menggunakan mata bor berujung berlian. Sampel tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah sampel tersebut memiliki karakteristik yang diinginkan untuk digunakan sebagai bahan bangunan.
Dengan asumsi batu tersebut sesuai dengan kebutuhan untuk keperluan konstruksi, proses yang panjang dan sering kali berlarut-larut untuk mendapatkan lisensi dan izin yang tepat dari pemerintah daerah dimulai. Tergantung pada negara dan negara bagiannya, proses ini memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mencapai penyelesaian.
Setelah persetujuan akhir diberikan, pekerjaan dimulai membersihkan puing-puing, kotoran dan hambatan lain yang dapat menghambat proses penggalian. Kesulitan lainnya adalah banyaknya tambang yang terletak di daerah terpencil dan tidak dapat diakses, sehingga memerlukan pembangunan seluruh jalan dan terowongan sebelum pekerjaan sebenarnya dapat dimulai.
Kombinasi gergaji kawat berlian, obor bertenaga tinggi, dan ledakan eksplosif berjangka waktu digunakan untuk memisahkan batu dari permukaan tambang. Balok-balok besar yang dihasilkan, yang seringkali berbobot hingga empat puluh ton, kemudian diangkut ke fasilitas untuk pemotongan dan pemrosesan lebih lanjut.
Pekerja Tambang Memotong Batu
Di fasilitas pemrosesan, balok-balok batu tersebut kemudian dipotong menjadi lempengan-lempengan dengan gergaji berkecepatan tinggi yang juga mengeluarkan air saat dipotong untuk mengurangi emisi debu. Terlepas dari kecepatan pengoperasiannya, gergaji geng biasanya membutuhkan waktu sekitar dua hari untuk menyelesaikan pemotongan balok batu seberat 20 ton.
Selanjutnya, lempengan tersebut dikirim melalui mesin pemoles untuk memberikan hasil akhir yang diinginkan. Poles adalah hasil akhir yang paling umum dengan pilihan lain yang diasah, dikuliti, dan disikat yang memberikan tingkat tekstur berbeda pada permukaan batu.
Now that the slabs are cut to the correct size and have the desired finish, the final stage in a natural stone’s journey into your home takes place at the fabricator’s facility. Here, the stone slabs are further cut to specification for each individual project which includes shaping of the edges into the detail required for installation.
Now that you know the incredible journey that natural stone takes from deep inside the earth and into your kitchen, I’m sure you’ll agree that it is certainly worth the wait. Thanks to advancements in the industry over the years and the demand that exists for natural stone of all kinds, you don’t actually have to sit around while your marble, quartzite or granite is quarried and processed.